About


Suilad,


Eorlingas: The Indonesian Tolkien Society adalah perkumpulan para pecinta karya Professor John Ronald Reuel Tolkien di Indonesia yang didirikan di Jakarta pada 12 Juli 2003. Eorlingas bertujuan mewadahi penyebarluasan informasi dan diskusi; membangun komunikasi dan kerja sama antar penggemar, baik di dalam maupun luar negeri, serta meningkatkan apresiasi dan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap karya-karya Tolkien dan adaptasinya.

Meski telah lama populer di negara-negara berbahasa Inggris, Tolkien belum terlalu dikenal di Indonesia terutama karena kurangnya forum berbahasa Indonesia untuk membahas karya-karya beliau. Dari berbagai tulisan Tolkien, baru "The Lord of The Rings" dan The Hobbit" yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia sehubungan dengan rilis filmnya. Akses terhadap buku-buku karya dan tentang Tolkien baik di perpustakaan maupun melalui toko buku amat sangat terbatas. Padahal sejak meledaknya trilogi film "The Lord of The Rings" dan "The Hobbit" banyak orang mulai mengenal legendarium ciptaan Tolkien dan ingin tahu lebih banyak tentang berbagai aspek di dalamnya seperti bahasa, sejarah, budaya, dsb.

Untuk menjembatani jurang keterbatasan informasi dan penghalang bahasa ini, Eorlingas mendorong penyampaian informasi dari sumber-sumber otentik seperti buku-buku karya dan tentang Tolkien yang disarikan ke dalam Bahasa Indonesia. Dengan tujuan yang sama, Eorlingas juga memperkenalkan para pelukis, komposer, dan penulis yang karyanya diilhami dan memperkaya dunia yang diciptakan Tolkien. Hal ini diakukan di antaranya melalui penulisan ringkasan dan pembahasan berbagai topik terkait Tolkien dan Middle-earth, baik di grup Facebook maupun blog Eorlingas.

Tulisan yang dimuat di grup Facebook dan blog Eorlingas bukanlah salinan atau terjemahan verbatim dari tulisan Professor JRR Tolkien dan Christopher Tolkien, melainkan rangkuman dan analisis yang disusun semata-mata atas dasar kecintaan terhadap karya-karya beliau dan keinginan berbagi serunya mendalami dunia tersebut, murni tanpa motif finansial dan komersial.

Middle-earth adalah milik Professor Tolkien. Kami hanya ingin jadi penghuninya.

"The Silmarillion", "The Hobbit", "The Lord of The Rings", "Unfinished Tales", "History of Middle-earth", "The Children of Húrin", serta buku dan esai lain yang disusun/dikompilasi Professor J.R.R. Tolkien dan Christopher Tolkien adalah milik Tolkien Estate.

Hak cipta "The Hobbit" graphic novel adalah milik J.R.R Tolkien, David Wenzel (Ilustrator), dan Charles Dixon (Adaptor)

Hak penerjemahan dan distribusi "The Silmarillion", "The Hobbit", "The Fellowship of The Ring", "The Two Towers" dan "The Return of The King" di Indonesia dimiliki oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU). Penerjemah resmi yang ditunjuk untuk mengalihbahasakan "The Hobbit" adalah A. Adiwiyono, sementara "The Fellowship of The Rings", "The Two Towers", "The Return of The King" oleh Ibu Gita Yuliani, dan "The Hobbit" graphic novel oleh Poppy D. Chusfani.

Artwork yang ditampilkan di grup Facebook dan blog Eorlingas adalah milik pelukis yang menciptakannya.

Still image dari produksi film trilogi "The Lord of The Ring" dan "The Hobbit" adalah milik New Line Cinema, Warner Bros, dan Weta NZ.

4 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Senang menemukan perkumpulan ini. Sekadar berbagi tautan bahwa di Leiden akan ada konferensi yang membahas karya2 Tolkien, berikut ini https://www.universiteitleiden.nl/en/events/2016/06/tolkien-among-scholars-international-tolkien-conference-in-leiden
    Alangkah baiknya jika Council of Eorlingas di Jakarta dapat melakukan hal serupa atau sekadar bertemu muka untuk berdiskusi :) Trims

    ReplyDelete
  3. I would like to ask your attention to the following. I'm a Dutch writer (7 books) who just published his first book in English. As I published the book myself, I will have to do the promotion myself. Maybe you can help me a bit, as I think you will like the story:
    Four Inklings - Tolkien, C.S. Lewis, Charles Williams and Owen Barfield - go on a walking tour together during four days in May, 1938. They walk in the footsteps of the poet Samuel Taylor Coleridge through the Quantock Hills in Somerset and into Exmoor. They walk and talk with rucksacks on their backs, rain or shine, up- and downhill, through forests and moorland, smoking their pipes and drinking their beer. Never missing a pub. Tolkien has the first chapters of 'The Next Hobbit' (later: Lord of the Rings) on his mind, C.S. Lewis is halfway his science fiction trilogy, Charles Williams works on a poem about the Arthurian Legends and Owen Barfield studies the concept of Metaphor. It's 1938 and dark shadows grow in the East. What do they talk about and what happens on the way? Based on biographies of The Inklings and the individual authors, their books, letters and diaries, this is an enchanting tale about the long-lasting friendship between the (sub)creators of modern myths and fantasy. You are witness to their conversations, you feel their fatigue when they reach a hilltop and you enjoy their humour and wit. It's almost as if you participate in their journey. And of course - in a way - you do. For as long as you read, the spell isn't broken and the magic is there for you to experience. May I invite you to a special walking tour? https://amzn.to/2EFFQIe
    https://www.facebook.com/An-Inklings-story-265074790801491/?modal=admin_todo_tour

    By the way, if you don’t like to click on links, you can also go to Amazon and search on the title of the book: ‘A Rumour of Adventure’ or on my name: ‘Kees Paling’ for more information, the price of e-book/paperback edition and a quick peek into some pages!

    Kind Regards,

    ReplyDelete