Oleh Novia Stephani
Nazgûl (Black Speech/bahasa Mordor dari akar naz: cincin - gûl: hantu, mungkin masih terkait dengan -gul di Dol Guldur, black magic, sihir jahat) atau Úlairi (Quenya) adalah anak buah Sauron paling kuat dan berbahaya, terutama karena mereka sangat patuh pada tuannya dan sudah sama sekali tidak punya keinginan pribadi (bandingkan dengan Saruman, yang meski sudah membelot ke kubu Sauron masih punya ambisi pribadi menguasai cincin.)
Tiga di antara mereka adalah bangsawan petinggi Númenor. Dari sembilan Nazgûl , hanya satu yang diketahui namanya, Khamûl dari Easterling, tangan kanan Witch-king of Angmar.
Para manusia yang menerima cincin dari Sauron jadi penguasa, penyihir dan panglima yang hebat pada zamannya. Kemenangan, kejayaan dan harta melimpah mereka dapatkan. Kematian seakan tak bisa menyentuh mereka, tapi sebenarnya hidup mereka tidak bertambah. Jauh setelah mereka seharusnya mati tubuh mereka dipaksa terus bertahan. Bilbo menggambarkannya seperti mentega yang dioleskan ke terlalu banyak roti. Pada akhirnya badan kesembilan manusia itu memudar dan tidak terlihat lagi kecuali oleh pemegang The One Ring.
Meski dalam gelap mereka bisa melihat yang tidak tampak mata manusia, tapi seringkali yang mereka lihat sebenarnya ilusi yang dibuat Sauron untuk menipu mereka. Dan satu per satu, cepat atau lambat, tergantung kekuatan dan baik tidaknya niat mereka saat menerima cincin, mereka pun tunduk pada Sauron.
Di mata Nazgûl dunia tak berwarna dan kehadiran manusia hanya tampak seperti bayang2. Di bawah cahaya matahari, bahkan bayang- bayang ini pun samar atau hilang, sehingga Nazgûl lebih mengandalkan indera pencium. Dalam perjalanan ke Buckland Frodo sempat melihat Nazgûl yang merunduk ke tanah mengendus-endus mencari jejak, lalu mulai merayap ke arahnya. Juga setelah menyeberang ke Buckland dengan feri di Buckleberry, Sam sempat melihat Nazgûl mengendus-endus di dermaga seberang.
Nazgûl bisa bicara dalam bahasa Westron/Common Speech, bahasa manusia (dan hobbit) di Middle-earth. Di Hobbiton Nazgûl sempat menanyakan tentang "Baggins" pada Gaffer Gamgee, ayah Sam. Di Marish mereka juga sempat menginterogasi Farmer Maggot. Di Council of Elrond, Glóin melaporkan ada Nazgûl yang datang ke Erebor dan menawarkan cincin sakti kepada Raja Dáin Ironfoot sebagai imbalan untuk informasi tentang "halfling".
Tapi bunyi yang paling mengerikan dari Nazgûl adalah jeritannya yang digambarkan seperti suara kematian. Saat Minas Tirith dikepung, Pippin menyaksikan bagaimana efek jeritan Nazgûl pada tentara Gondor. Meski terbang tinggi tak terlihat dan terlalu jauh untuk ditembak lengkingan suara Nazgûl membuat bahkan tentara paling berani tiarap ketakutan. Yang masih berdiri cuma bisa mematung, senjatanya jatuh, dan mereka tidak lagi berpikir tentang perang, hanya tentang sembunyi, merayap dan mati.
Senjata utama Nazgûl sebenarnya bukan kekuatan fisik atau magis yang luar biasa, melainkan rasa takut yang mereka timbulkan, seperti efek pasukan arwah yang dipanggil Aragorn untuk menunaikan sumpah mereka membela Gondor. Dari jauh kehadiran Nazgûl sudah bisa dirasakan dan membangkitkan ketakutan luar biasa, dan kengerian ini bertahan bahkan setelah mereka lewat.
Di Council of Elrond, Boromir sempat cerita tentang serangan Mordor ke Osgiliath pertengahan tahun itu. Serbuan itu sebenarnya hanya kamuflase, supaya Nazgûl bisa menyeberangi Anduin dari Ithilien, lalu terus ke utara mencari "Baggins" dan "Shire" tanpa diketahui. Tapi bahkan saat itu, ketika Nazgûl dalam keadaan tidak tampak (tidak berkuda, tidak berjubah), kehadiran mereka membuat pasukan Mordor blingsatan dan tentara Gondor paling berani pun ketakutan.
Witch-king of Angmar, pimpinan Nazgûl , diberi Sauron kekuatan jahat tambahan ketika memimpin perang di Pelennor perang melawan Gondor, padang luas di depan Minas Tirith. Ketika alat pendobrak Mordor, Grond, tidak berhasil menjebol gerbang Minas Tirith, Witch-king memekikkan mantra dalam bahasa kuno, dan akhirnya, diiringi kilatan cahaya, pintu dari besi dan baja itu hancur.
Bagi Frodo sebagai Ring-bearer, Nazgûl lebih berbahaya lagi. Meski hanya bisa merasakan kehadiran manusia (dan hobbit) seperti bayang2, Nazgûl merasakan "panggilan" cincin Sauron yang berusaha kembali pada pemilik aslinya. Tiap kali berhadapan dengan Nazgûl Frodo merasakan keinginan yang nyaris tak terbendung untuk memakai cincin Sauron. Padahal dalam keadaan memakai cincin, bukan saja ia bisa melihat sosok asli Nazgûl , tapi ia pun tampak jelas di mata mereka. Serangan di Weathertop (Amon Sûl), di mana Frodo ditusuk dengan pedang Morgul bertujuan membuat Frodo jadi Ringwraith juga, supaya akhirnya bersedia menyerahkan cincin Sauron.
Kelemahan Nazgûl:
- Cahaya matahari. Nazgûl melihat berbagai makhluk hanya sebagai bayang2, tapi itu pun kabur atau hilang sama sekali di bawah sinar matahari. Kaum Lossoth, penghuni negeri es Forochel di utara Angmar, percaya Witch-king bisa membekukan dan mencairkan es dengan semena2. Tapi mereka juga tahu bahwa kekuatan Witch-king melemah di musim panas, saat matahari bersinar lebih lama. Khamûl adalah Nazgûl yang paling sensitif melacak cincin Sauron, tapi juga yang paling lemah terhadap efek sinar matahari.
- Sungai. Meski mereka tidak akan mati tenggelam, tapi kuda mereka bisa, dan Nazgûl tanpa tunggangan menurut Gandalf nyaris lumpuh. Di samping itu aliran sungai membuat mereka bingung karena mengurangi kemampuan mereka melacak.
- Api. Sembilan Nazgûl mengepung Gandalf di Weathertop tiga hari sebelum Frodo tiba di sana. Mereka tidak melakukan apa2 sampai hari gelap. Setelah itu Gandalf melawan mereka semalam suntuk dengan api hingga Weathertop seperti menyala dengan badai halilintar yang terlihat oleh Frodo yang saat itu masih jauh dari sana. Menjelang pagi Gandalf lari dari Weathertop, diburu empat Nazgûl , hingga ketika Frodo cs tiba di sana, hanya lima yang menyerangnya.
- Keberanian. Nazgûl terbiasa melihat musuh mereka lari ketakutan tanpa perlawanan saat mereka masih jauh. Dihadapkan dengan keberanian seperti Frodo di Weathertop, juga Aragorn di tempat yang sama meski hanya bersenjata obor, lalu Merry dan Eowyn di Pelennor membuat mereka kaget sesaat. Nazgûl yang datang ke rumah Frodo di Crickhollow juga kabur ketika nyaris dikeroyok hobbit setelah Fatty Bolger membangunkan warga Buckland.
- Seruan Elbereth dan High Elf. Di Woody End, Frodo berhadapan dengan Nazgûl yang turun dari kuda, mengendus tanah dan pelan2 lalu merayap ke arahnya. Saat itu godaan memakai cincin Sauron sangat kuat. Tapi lalu terdengar nyanyian High Elf, rombongan Gildor Inglorion dalam perjalanan ke pelabuhan Grey Haven. Nazgûl yang mendekati Frodo langsung naik kuda dan pergi.
Di Weathertop saat dikepung Nazgûl, Frodo nekat menusuk Witch-king sambil berteriak, "O Elbereth! Gilthoniel!" dengan pedang yang didapat di Barrow-downs, meski hanya bisa merobek jubah Nazgûl . Frodo sendiri ditusuk di bahu dan kemudian tak sadar. Tapi menurut Aragorn justru teriakan "Elbereth" bisa mematikan bagi Nazgûl . Di Sungai Bruinen, setelah Frodo – yang menunggang Asfaloth-- tiba di seberang, Witch-king mengangkat tangannya dan Frodo merasa lidahnya kelu dan jantungnya memburu. Pedangnya patah dan jatuh ke tanah.
- Pedang tertentu. Pedang Merry dan Pippin didapat setelah mereka diselamatkan Tom Bombadil dari cengkeraman Barrow-wight, penunggu makam pangeran Cardolan di Barrow-down. Pedang itu sebenarnya belati, bilahnya seperti daun dengan alur2 emas dan merah, sarung belatinya hitam dengan hiasan permata merah. Belati ini dibuat dengan teknologi Númenor dan dibalut mantra khusus yang menjadikannya sangat mematikan untuk tentara Mordor. Ketika Merry dan Pippin diculik, senjata mereka sempat dirampas orc, tapi lalu dibuang karena tuah di dalamnya. Pedang ini yang kemudian dipakai Merry menusuk Witch-king di medan Pelennor.
"Dan hancurlah pedang Barrow-down, buah karya [keturunan] Westernesse. Tapi takdir ini akan menggembirakan pembuat pedang ini, yang menempanya dengan hati2 di Kerajaan Utara saat bangsa Dúnedain masih muda, dan musuh utama mereka adalah negeri kengerian Angmar dan penyihir yang jadi raja mereka. Tak ada pedang lain, meski dihunus tangan yang lebih kuat, yang bisa menorehkan luka yang demikian getir, merobek daging yang tak hidup, merusak mantra yang menyatukan urat2nya dengan pikirannya."
(The Return of The King: The Battle of The Pelennor Fields)
Setelah ditusuk Merry di belakang lutut, Witch-king tersungkur. Ayunan senjata yang diarahkan ke Éowyn melesat. Éowyn menikam Witch-king di antara mahkota dan kerah jubahnya, di mana hanya sorot matanya terlihat. Pedang Éowyn hancur berkeping2. Tapi mahkota Witch-king menggelinding jatuh, jubah dan baju zirahnya rontok ke tanah, kosong. Terdengar jeritan yang melesat ke udara.
Di Mordor, Frodo dan Sam melihat sebuah sosok bergerak sangat cepat dari barat, awalnya hanya titik hitam di celah cahaya di atas Ephel Dúath (Mountain of Shadow), lalu membesar dan menghujam seperti kilat ke awan gelap yang meliputi Mordor. Tapi jeritannya tidak lagi terdengar menakutkan, karena itu suara Witch-king membawa kabar buruk bagi Sauron.
Akhir riwayat Witch-king telah diramalkan oleh Glorfindel saat memukul mundur sang pimpinan Nazgûl dari Fornost, ibukota terakhir Arnor. Saat itu Glorfindel berkata, "...Far off yet his doom, and not by the hand of man will he fall."
(Lihat bagaimana Tolkien memilih kata "fall", jatuh, bukan "die", mati. Dan Witch-king akhirnya jatuh di tangan Eowyn (bukan "man" dalam arti lelaki, karena dia "woman", perempuan) dan Merry (bukan "man" dalam arti manusia, karena dia hobbit) tapi seperti Nazgûl lainnya, yang hancur terkena semburan meletusnya Mt Doom/Orodruin, ia binasa karena cincin Sauron akhirnya hancur, dan semua cincin yang ia kendalikan hilang kesaktiannya.)
Sumber: LOTR, Unfinished Tales, Silmarillion
Setelah ditusuk Merry di belakang lutut, Witch-king tersungkur. Ayunan senjata yang diarahkan ke Éowyn melesat. Éowyn menikam Witch-king di antara mahkota dan kerah jubahnya, di mana hanya sorot matanya terlihat. Pedang Éowyn hancur berkeping2. Tapi mahkota Witch-king menggelinding jatuh, jubah dan baju zirahnya rontok ke tanah, kosong. Terdengar jeritan yang melesat ke udara.
Di Mordor, Frodo dan Sam melihat sebuah sosok bergerak sangat cepat dari barat, awalnya hanya titik hitam di celah cahaya di atas Ephel Dúath (Mountain of Shadow), lalu membesar dan menghujam seperti kilat ke awan gelap yang meliputi Mordor. Tapi jeritannya tidak lagi terdengar menakutkan, karena itu suara Witch-king membawa kabar buruk bagi Sauron.
Akhir riwayat Witch-king telah diramalkan oleh Glorfindel saat memukul mundur sang pimpinan Nazgûl dari Fornost, ibukota terakhir Arnor. Saat itu Glorfindel berkata, "...Far off yet his doom, and not by the hand of man will he fall."
(Lihat bagaimana Tolkien memilih kata "fall", jatuh, bukan "die", mati. Dan Witch-king akhirnya jatuh di tangan Eowyn (bukan "man" dalam arti lelaki, karena dia "woman", perempuan) dan Merry (bukan "man" dalam arti manusia, karena dia hobbit) tapi seperti Nazgûl lainnya, yang hancur terkena semburan meletusnya Mt Doom/Orodruin, ia binasa karena cincin Sauron akhirnya hancur, dan semua cincin yang ia kendalikan hilang kesaktiannya.)
Sumber: LOTR, Unfinished Tales, Silmarillion
Nazgul at the Ford of Bruinen by John Howe