Monday, February 4, 2013
The Quest of Erebor
oleh Poppy D. Kartadikaria
Gandalf pernah bercerita kepada Frodo sewaktu mereka tinggal di Minas Tirith, setelah penobatan Elessar Telcontar (Aragron II) menjadi Raja Gondor dan Arnor, tentang bagaimana Gandalf memutuskan mengajak Bilbo dalam rombongan Thorin&co menuju Lonely Mountain. Di manuskrip ini Frodo bercerita kepada Pippin, Merry dan Gimli tentang penuturan Gandalf.
Gandalf sedang gundah memikirkan Saruman yang menyangkal semua spekulasi tentang bangkitnya Sauron (yang dicurigai bersarang di Dol Guldur). Gandalf menduga Sauron akan berusaha menguasai Mordor lagi, dan serangan awal---dan masuk akal---akan terjadi pada Rivendell dan Lothlorien. Kerajaan di bawah gunung sudah tidak ada lagi dan manusia Dale juga sudah lemah. Hanya ada kaum dwarf di Iron Hills yang bisa menahan serangan dari utara jika Sauron mengirimkan bala tentara, sementara di belakang mereka terdapat daerah gersang dan seekor naga. Smaug bisa direkrut Sauron untuk membantunya, maka Gandalf merasa perlu menangani Smaug, meski pukulan terhadap Dol Guldur memang lebih penting. Rencana Sauron harus digagalkan. Gandalf harus meyakinkan Council.
Gandalf berencana mengunjungi Shire untuk beristirahat, karena sudah lebih dari dua puluh tahun tidak ke sana. Saat mendekati Bree, Gandalf bertemu Thorin Oakenshield yang tinggal dalam pengasingan dekat perbatasan Shire. Thorin juga sedang gundah dan meminta nasihat Gandalf. Maka Gandalf ikut bersamanya ke Blue Mountains untuk mendengarkan kisahnya. Thorin dipenuhi dendam terhadap Smaug dan ingin merebut kembali harta keluarganya yang dijarah sang naga. Gandalf berjanji untuk membantu jika bisa, karena sama-sama ingin menyingkirkan Smaug meski alasan mereka berbeda. Tapi Thorin ingin menghadapi Smaug dengan perang dan senjata sementara Gandalf menganggap rencana itu tidak akan berhasil.
Kemudian Gandalf pergi ke Shire untuk mencari kabar, membiarkan dirinya dipandu oleh nasib dan kebetulan. Sebenarnya sudah lama Gandalf tertarik pada Bilbo, semenjak Bilbo masih anak-anak. Karena Bilbo penuh semangat dan penuh pertanyaan mengenai dunia di luar Shire. Begitu Gandalf tiba di Shire dia mendengar segala kisah tentang Bilbo. Orang-orang Shire menggunjingkannya. Orangtua Bilbo meninggal di usia muda, sekitar delapan puluh tahun; Bilbo tidak pernah menikah; Bilbo bersifat aneh, suka menghilang entah ke mana; Bilbo sering terlihat mengobrol dengan orang-orang asing, bahkan dwarf.
Bahkan dwarf! Mendadak Gandalf mendapat gagasan. Naga bisa mendengar langkah kaki dwarf yang berat, tapi hobbit tidak akan terdeteksi saking ringan dan mahir sembunyi. Dan Bilbo sangat ingin melihat dunia luar. Sempurna! Maka Gandalf segera menemui Thorin lagi untuk membujuknya membawa serta Bilbo dalam perjalanan ke Erebor, tanpa bertemu Bilbo lebih dulu. Namun ternyata Bilbo sudah berubah, tidak mau lagi bepergian menantang bahaya. Sementara Thorin sendiri menolak rencana Gandalf dan menganggap Gandalf mengolok-oloknya. Tapi berkat peta dan kunci yang dipegang Gandalf, Thorin mulai terbujuk.
Gandalf sendiri sudah nyaris lupa dia memegang peta dan kunci yang diterimanya dari dwarf yang ditemukannya terkurung di Dol Guldur 91 tahun yang lalu. Saat itu Gandalf memasuki Dol Guldur dengan menyamar dan menemukan dwarf sekarat di sana. Gandalf tidak tahu siapa dwarf itu tapi dia memegang peta dan kunci milik Durin’s Folk di Moria. Dwarf itu sudah terlalu lemah untuk bercerita tapi dia juga bilang tadinya dia memegang cincin terakhir dari yang Tujuh (sebelum diembat Sauron). Dwarf ini bisa siapa saja (pembawa pesan yang tertangkap atau pencuri) tapi dia menyerahkan peta dan kunci kepada Gandalf dengan pesan, “Untuk putraku.” Gandalf berhasil lolos dari Dol Guldur dan segera melupakan peta dan kunci, karena kengerian di Dol Guldur lebih mendesak daripada harta di Erebor.
Begitu bertemu Thorin, Gandalf teringat lagi tentang peta dan kunci, lalu menyimpulkan bahwa dwarf yang sekarat di Dol Guldur adalah Thráin II, ayah Thorin, meski dwarf itu tidak menyebutkan nama dirinya atau nama putranya. Maka begitu Thorin melihat peta dia menyetujui Gandalf untuk mengendap-endap ke Erebor, mencari pintu rahasia dan sedikitnya bisa mengambil sebagian harta yang ada dalam pengawasan Smaug.
Tapi Gandalf tahu rencana ini akan berantakan jika Bilbo tidak diajak. Gandalf membujuk Thorin lagi untuk membawa Bilbo dan sempat mengancam, “Dengarkan aku Thorin Oakenshield! Kalau hobbit ini ikut bersamamu, kamu akan berhasil. Jika tidak, kamu akan gagal. Aku bisa meramalkan ini.” Dan, “Aku jengkel jika ada dwarf congkak yang meminta nasihat padaku tapi akhirnya malah kurang ajar. Terserah kamu, Thorin. Tapi jika kamu mengabaikan nasihatku, kamu akan mendapat bencana.” Dan, “Aku tidak mudah memberikan cinta dan kepercayaan kepada orang lain, tapi aku sangat menyayangi hobbit ini. Perlakukan dia dengan baik dan kamu akan mendapatkan persahabatanku sampai akhir zaman.”
Akhirnya Thorin setuju dan meminta Gandalf ikut serta dalam rombongan untuk menjaga Bilbo. Gandalf setuju akan menemani sebisa mungkin, atau sampai Thorin melihat sendiri nilai-nilai kebaikan dalam diri Bilbo. Namun Gandalf sendiri terpecah konsentrasinya karena harus mengumpulkan White Council.
Pendek cerita, meski Thorin tidak menyangka bisa membunuh Smaug, naga itu terbunuh. Sayangnya Thorin tidak hidup untuk menikmati hasil misinya. Meski sifatnya penuh kekurangan, Thorin adalah pemimpin yang hebat dan setia, dan tanpanya Kerajaan di bawah gunung tidak akan bisa direbut kembali. Tapi Dáin Ironfoot terbukti menjadi pewaris takhta yang baik, yang belakangan gugur di Erebor sementara pada saat yang sama Gondor dan Rohan bersatu melawan pasukan Sauron di Pelennor. Gugurnya Dáin Ironfoot adalah kehilangan besar bagi rakyatnya, karena meski usianya sudah senja, dia masih bisa mengayunkan kapak dengan hebat, dia bertahan berdiri melindungi jasad Raja Brand di depan Gerbang Erebor sampai ajal menjemputnya.
Serangan utama Sauron memang berada di Selatan, namun tangan-tangannya menjangkau jauh sampai ke Utara dan Sauron akan mampu menghancurkan daerah sana, sementara pasukan Gondor dan Rohan mempertahankan Gondor, jika tidak ada Raja Brand dan Raja Dáin yang melakukan perlawanan. Maka, jika mengingat perang besar di Pelennor, jangan lupakan pertempuran Dale. Pikirkan apa yang mungkin saja bisa terjadi. Jika bukan berkat Raja Brand dan Raja Dáin, Gondor mungkin takkan memiliki Ratu. Minas Tirith bisa saja hancur jadi debu. Tapi itu semua terhindarkan, karena secara kebetulan Gandalf bertemu dengan Thorin Oakenshield petang hari di ujung musim semi dekat Bree.
Sumber: Unfinished Tales.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment