Bab 1 : Tentang Permulaan Zaman
Dikisahkan bahwa Perang Pertama dimulai bahkan sebelum Arda selesai dibangun dan belum ada yang tumbuh dan berjalan di permukaannya dan untuk sekian lama Melkor selalu menang. Tapi di tengah-tengah pertempuran, datanglah spirit dengan kekuatan hebat dan keberanian besar membantu para Valar demi mendengar adanya perang di Kerajaan Kecil; dan Arda dipenuhi oleh suara tawanya. Demikianlah Tulkas Sang Perkasa datang, yang mana murkanya laksana angin kencang yang membuyarkan awan dan kegelapan yang melingkupi Arda; dan Melkor melarikan diri dari kemurkaan dan tawa Tulkas, dan meninggalkan Arda, dan akhirnya ada kedamaian untuk waktu yang lama. Tulkas kemudian menetap dan mejadi salah satu Valar di Kerajaan Arda, tapi Melkor merutuk dalam kegelapan dan membenci Tulkas sejak saat itu.
Di masa damai itu para Valar membenahi lautan, daratan dan pegunungan, dan Yavanna akhirnya bisa menanam benih yang sudah lama ia rancang. Dan di saat api-api padam atau terkubur dalam bukit-bukit purba, dibutuhkanlah cahaya. Atas permohonan Yavanna, Aulë menempa dua lampu besar untuk penerangan Middle-earth yang dibangun di tengah lautan. Kemudian Varda mengisi lampu-lampu itu dengan cahaya dan Manwë mensucikannya dan para Valar menaruhnya di atar pilar-pilar yang tinggi dan megah, melebihi ketinggian gunung-gunung. Satu lampu pasang dekat sebelah utara Middle-earth dan diberi nama Illuin dan satunya lagi dipasang di selatan dan diberi nama Ormal. Cahaya dari Lampu-lampu para Valar menerangi Bumi, sehingga semuanya terang seperti hari yang tak pernah berganti.
Kemudian bibit yang ditanam Yavanna dengan cepat menjadi tunas dan berkembang dan kemudian munculah beragam tumbuhan besar dan kecil, lumut, rumput dan pakis besar, serta pepohonan yang pucuknya bermahkota awan bagaikan pegunungan hidup, tapi akarnya diselimuti dalam temaram hijau. Dan hewan liar muncul dan hidup di ladang rumput atau di sungai-sungai dan danau-danau, atau berjalan dalam hutan. Sementara ini belum ada bunga yang berkembang atau burung yang berkicau karena mereka masih menunggu saatnya dalam sanubari Yavanna, namun imajinasi Yavanna sangatlah kaya dan tidak ada tempat lain yang lebih subur dari bagian paling tengah Bumi, di mana cahaya kedua Lampu bertemu dan membaur. Dan di sanalah, di Pulau Almaren di Great Lake, tempat tinggal pertama para Valar ketika semua masih muda dan warna hijau yang baru dibuat merupakan keajaiban di mata para pembuatnya, dan mereka puas untuk waktu yang lama.
Suatu saat ketika para Valar beristirahat dari pekerjaan mereka sambil mengamati pertumbuhan dan berkembangnya segala sesuatu yang sudah mereka rancang dan mulai, Manwë memerintahkan pesta besar dan para Valar beserta pengawal mereka datang memenuhi panggilannya. Tapi Aulë dan Tulkas letih karena ketrampilan Aulë dan kekuatan Tulkas dikeluarkan tanpa henti sejak mereka mulai bekerja. Melkor mengetahui apa saja yang sudah dilakukan para Valar, karena ia punya teman rahasia dan mata-mata di antara para Maiar yang bekerja untuknya. Jauh dalam kegelapan Melkor diliputi kebencian dan kecemburuan hasil kerja para Valar, yang dia inginkan untuk menjadi taklukannya. Maka dikumpulkanlah para spirit dari luar Eä yang telah disesatkan untuk menjadi pengikutnya dan dia merasa dirinya sudah kuat. Merasa waktunya telah tiba, mendekatlah dia ke Arda dan saat melihat dari atas keindahan Bumi di musim Semi, hal ini semakin mengisinya dengan kebencian.
Para Valar berkumpul di Almaren tanpa rasa kuatir, dan karena cahaya Illuin mereka tidak melihat bayangan di Utara yang ditebarkan Melkor dari kejauhan, karena ia telah berubah menjadi segelap Malam dalam Kehampaan. Dan dikisahkan dalam lagu-lagu bahwa dalam Pesta Musim Semi Arda itu, Tulkas memperistri Nessa, adik Oromë, dan ia menari di hadapan para Valar di atas hamparan rumput hijau Almaren.
Kemudian Tulkas tidur, karena lelah dan puas dan Melkor merasa saatnya telah tiba. Maka ia menyelinap dari balik Dinding Malam dengan pasukannya, dan datang ke Middle-earth jauh di utara; dan para Valar tidak menyadarinya.
Kemudian Melkor mulai membangun benteng yang besar, jauh di dalam Bumi, di bawah pegunungan gelap di mana pancaran Illuin dingin dan redup. Benteng tersebut bernama Utumno, dan meski para Valar belum mengetahui keberadaannya, kejahatan Melkor dan hawar kebenciannya mengalir keluar, dan Musim Semi di Arda pun rusak. Tumbuhan hijau menjadi sakit dan busuk, sungai-sungai dipenuhi ganggang dan kotoran, rawa-rawa terbentuk, busuk dan beracun, menjadi tempat berkembang biak lalat, sarang ketakutan; dan hewan-hewan menjadi monster bertanduk dan mewarnai tanah dengan darah. Baru kemudian para Valar menyadari bahwa Melkor mulai berulah lagi dan mereka mencari tempat persembunyiannya. Tapi Melkor yang sangat yakin dengan kekuatan Utumno dan para pembantunya, tiba-tiba melancarkan serangan terhadap para Valar yang belum siap. Melkor menyerang Illuin dan Ormal, meruntuhkan pilar-pilar dan memecahkan lampunya. Saat meruntuhkan pilar-pilar tersebut, daratan patah dan laut mengamuk; dan saat lampu-lampu tersebut pecah, api yang merusak merebak ke penjuru Bumi. Bentuk Arda dan simetri lautannya pun rusak saat itu, hingga rancangan pertama para Valar tidak bisa lagi dipulihkan.
Dalam kekalutan dan kegelapan Melkor melarikan diri dan bersembunyi di Utumno, meskipun sebenarnya dia takut karena di atas amukan lautan dia mendengar suara Manwë sekencang angin dan tanah bergetar di bawah kaki Tulkas. Saat itu para Valar tidak bisa menangkapnya karena sebagian besar kekuatan mereka dibutuhkan untuk mengendalikan kekacauan Bumi dan menyelamatkan hasil karya mereka yang bisa diselamatkan dari reruntuhan; dan setelahnya mereka tidak berani membangun Bumi lagi, sampai mereka tahu di mana Anak-anak Ilúvatar akan bermukim, yang belum tiba saatnya untuk datang dan masih disembunyikan dari para Valar.
Maka berakhirlah musim Semi Arda. Tempat tinggal para Valar di Almaren hancur lebur, dan mereka tidak punya tempat tinggal yang permanen di muka Bumi. Karena itulah mereka meninggalkan Middle-earth dan pergi ke Land of Aman, di ujung paling barat daratan di perbatasan bumi, karena pantai baratnya menghadap Lautan Luar, yang disebut oleh kaum Elf Ekkaia, mengelilingi Kerajaan Arda. Seluas apa lautan itu tidak ada yang tahu selain para Valar; dan setelah itu adalah Dinding Malam. Pantai timur Aman adalah paling ujung Belegaer, the Great Sea di Barat dan sejak Melkor kembali ke Middle-earth sementara mereka belum berhasil menangkapnya, para Valar memperkuat kediaman mereka, dan di atas pantai-pantai Aman mereka membangun Pelóri, Pegunungan Aman, tertinggi di muka Bumi. Dan di antara pegunungan Pelóri terdapat puncak tertinggi di mana Manwë menetapkan tahtanya. Kaum Elf menyebutnya gunung suci itu Taniquetil dan Oiolossë Putih Abadi, dan Elerrína Bermahkota Bintang-bintang, dan banyak nama lagi; tapi kaum Sindar menyebut tempat itu dalam bahasa mereka sebagai Amon Uilos. Dari aula mereka di atas Taniquetil, Manwë dan Varda dapat melihat Bumi bahkan sampai ke ujung paling Timur.
Di balik dinding Pelóri para Valar menetapkan wilayah kekuasaan mereka di bagian yang disebut Valinor, dan di sanalah rumah-rumah, kebun-kebun dan menara-menara mereka. Di pulau yang dijaga itu para Valar mengumpulkan cahaya dan hal-hal yang terindah yang dapat diselamatkan dari runtuhan; dan banyak lagi hal-hal indah yang baru dibuat, dan Valinor menjadi lebih indah bahkan dibanding Middle-earth saat musim Semi Arda; dan tanah itu diberkati karena para Dewa tinggal di sana, dan tak ada yang memudar atau meranggas, juga tak ada noda di atas bunga atau daun di pulau itu, atau kebusukan atau penyakit atas semua yang hidup; karena semua batu dan airnya disucikan.
Ketika Valinor selesai dibentuk dan kediamana para Valar dibangun, di tengah-tengah dataran jauh dari pegunungan para Valar membangun kota mereka, Valmar dengan banyak lonceng. Di hadapan gerbang baratnya terdapat anak bukit hijau, Ezellohar, yang juga disebut Corollairë; dan Yavanna memberkatinya, dan ia duduk di sana di atas hamparan rumput hijau dan menyanyikan lagu kekuatan, yang mana di dalamnya terkandung semua buah pikirannya atas segala sesuatu yang tumbuh di bumi. Tapi Nienna merenung dalam sunyi, dan menyirami anak bukit tersebut dengan air matanya. Saat itu para Valar berkumpul untuk mendengar lagu Yavanna, dan mereka duduk dalam keheningan dalam singgasana dewan in Máhanaxar, Lingkaran Takdir dekat gerbang emas Valmar dan Yavanna Kementári bernyanyi di hadapan mereka dan mereka mengamati.
Dan saat mereka mengamati, di atas anak bukit muncul dua tunas lampai; dan keheningan menyelimuti seluruh permukaan bumi saat itu, tidak ada suara apa pun terdengar kecuali nyanyian Yavanna. Di bawah pengaruh lagunya dua anak pohon tersebut tumbuh cantik dan berbunga; maka demikianlah Dua Pohon Valinor terbangun. Dari semua yang dibuat Yavanna, kedua pohon itulah yang paling mahsyur, dan mengenai nasib kedua pohon itulah semua kisah-kisah Jaman Eldar terajut.
Satu pohon berdaun hijau gelap yang di bawahnya berwarna perak berkilau, dan dari setiap bunganya yang tak terhitung, setetes embun bercahaya perak selalu jatuh, dan tanah di bawahnya tertutup oleh bayangan dedaunannya yang bergoyang. Pohon satunya lagi berdaun hijau muda seperti tunas yang baru terbuka, ujung-ujungnya berwarna emas berkilau. Bunga-bunganya yang bergoyang di tiap ranting dalam kelompok-kelompok berwarna kuning menyala, masing-masing berbentuk tanduk menyala yang meneteskan hujan emas ke tanah di bawahnya; dan bunga-bunga kedua pohon tersebut memancarkan kehangatan dan cahaya yang terang. Telperion sebutan untuk satu pohon itu di Valinor, dan Silpion, dan Ninquelótë, dan banyak lagi nama lainnya; sementara satunya disebut Laurelin, dan Malinalda, dan Culúrien, dan banyak nama lainnya lagi.
Selama tujuh jam masing-masing pohon bersinar penuh dan meredup kembali; dan tiap pohon bersinar satu jam sebelum pohon satunya meredup. Maka di Valinor terdapat dua waktu ketika cahaya lembut di mana kedua pohon meredup dan cahaya emas dan perak mereka berbaur. Telperion adalah pohon yang lebih tua dan tumbuh dan di jam di mana ia pertama bercahaya, fajar keperakan, para Valar menyebutnya Jam Pembukaan, dan menandai awalnya perhitungan masa kekuasaan mereka di Valinor. Maka pada jam keenam di Hari Pertama, dan di hari-hari berikutnya hingga Kegelapan Valinor, Telperion berhenti berbunga, dan pada jam keduabelas Laurelin. Dan tiap hari para Valar terdiri dari dua belas jam, yang berakhir dengan meredupnya cahaya, di mana Laurelin meredup namun Telperion berbunga. Namun cahaya yang terpancar dari kedua pohon bertahan lama, dan butiran embun Telperion dan hujan yang menetes dari Laurenin disimpan oleh Varda dalam bejana bagaikan danau berkilau, laksana sumur air dan cahaya. Maka dimulailah Hari-hari Ketentraman di Valinor, dan dimulai juga Penandaan Waktu.
Kemudian tiba saatnya yang ditetapkan oleh Ilúvatar untuk kedatangan the Firstborn, Middle-earth dilingkupi keremangan di bawah cahaya bintang yang diciptakan Varda di masa yang sudah terlupakan saat membangun Eä. Dan dalam kegelapan Melkor bersemayam, dan masih sering keluar dalam berbagai bentuk dan kekuasaan dan kengerian, dan ia menguasai dingin dan api, dari puncak-puncak pegunungan hingga perapian yang terdapat di bawahnya, dan segala jenis kekejian, kekerasan atau kematian merupakan hasil perbuatannya.
Dari keindahan dan ketentraman Valinor, para Valar jarang pergi melewati pegunungan ke Middle-earth, namun memberikan tanah yang terbentang melampaui Pelóri perhatian dan cinta mereka. Dan di tengah-tengah Kerajaan yang Diberkati terdapat rumah Aulë, dan di sana ia bekerja untuk waktu yang lama. Dalam pembuatan segala sesuatunya Aulë mengambil bagian utama, dan di sana ia membentuk banyak hal-hal yang indah dan bekerja baik secara terbuka dan diam-diam. Dari Aulë datanglah pengetahuan dan ajaran tentang Bumi dan hal-hal yang terkandung di dalamnya: apakah itu pengetahuan bagi mereka yang tidak membuat, tapi hanya ingin mengerti, atau pengetahuan seorang pengrajin: pemintal, pemahat kayu, dan pandai besi, juga petani dan peternak, meskipun yang terakhir ini dan semua yang berhubungan dengan sesuatu yang tumbuh dan berbuah juga harus menemui istri Aulë, Yavanna Kementári. Aulë lah yang disebut Sahabat kaum Noldor, karena dari dirinya mereka belajar banyak di kemudian hari, dan mereka adalah kaum yang paling terampil di antara para Elf; dan dengan cara mereka sendiri, mereka menambahkan banyak hal dari ajaran Aulë, sesuai bakat yang diberikan Ilúvatar kepada mereka. Kaum Noldor senang akan bahasa dan penulisan, dan dalam hal membentuk rajutan, lukisan dan pemahatan. Kaum Noldor juga yang pertama kali berhasil membuat permata, dan permata yang terindah adalah Silmarili, dan mereka hilang.
Manwë Súlimo, Vala tertinggi dan terkudus, duduk di perbatasan Aman, tanpa pernah melupakan Outer Lands dalam pikirannya. Tahtanya berada di puncak Taniquetil, tertinggi di antara gunung-gunung di dunia, berdiri di pinggir laut. Spirit dalam bentuk elang dan rajawali terbang hilir mudik di antara aulanya; dan mata mereka dapat melihat hingga ke kedalaman lautan, dan menembus gua-gua tersembunyi di bawah bumi. Begitulah mereka membawa kabar ke Manwë tentang apa yang terjadi di Arda; namun beberapa hal tersembunyi bahkan dari mata-mata Manwë dan para pelayan Manwë, karena di mana Melkor bertahta dalam pikiran gelapnya, bayangan yang tak dapat ditembus menaungi.
Manwë tidak pernah memikirkan kemuliaannya sendiri, pun tidak cemburu atas kekuasaan, melainkan memerintah semua dalam kedamaian. Vanyar adalah kaum elf yang paling dia cintai, dan darinya mereka mendapatkan lagu dan puisi; karena puisi adalah kesukaan Manwë dan lirik lagu adalah musiknya. Pakaiannya berwarna biru, dan biru pula api di matanya, dan tongkat kekuasannya terbuat dari safir, yang dibuat oleh kaum Noldor, dan ia ditunjuk sebagai patih Ilúvatar, Raja dunia para Valar, Elves dan Manusia, dan pimpinan pertahanan melawan kejahatan Melkor. Bersama Manwë tinggal Varda sang kirana, yang dalam bahasa Sindarin dijuluki Elbereth, Ratu para Valar, pembuat bintang-bintang mati, dan bersama mereka tinggal para spirit dalam ketentaraman.
Ulmo tinggal sendiri, dan ia tidak tinggal di Valinor, juga tidak pernah datang ke sana kecuali dibutuhkan dalam pertemuan penting; sejak awal ia tinggal di Outer Ocean, dan masih tinggal di sana. Dari sana ia mengatur semua aliran air, dan pasang surutnya, aliran sungai dan penambahan sumber-sumber air, menyaring semua tetes embun dan hujan di seluruh daratan di bawah langit. Di tempat-tempat dalam ia menuangkan pikirannya atas musik yang hebat dan mengerikan; dan gema musik tersebut menjalar melalui pembuluh-pembuluh dunia dalam kesedihan dan kegembiraan, yang mana kegembiraan tersebut berupa air mancur yang memancar di bawah sinar matahari, sementara mata air berada di sumur kesedihan jauh di dalam pondasi bumi yang tak terukur kedalamannya. Kaum Teleri belajar banyak dari Ulmo, dan karena inilah musik mereka mengandung kesedihan dan daya pikat mempesona. Salmar datang dengannya ke Arda, dialah yang membuat sangkakala Ulmo dan tak seorang pun yang pernah mendengar dapat melupakannya. Ossë dan Uinen juga datang bersama Ulmo ke Arda, dan mereka diberi kekuasan untuk mengatur gelombang dan arus Inner Seas, dan banyak lagi spirit lain yang tinggal bersama Ulmo. Maka atas kekuasaan Ulmo lah, kehidupan terus mengalir melalui celah-celah rahasia, bahkan di bawah kegelapan Melkor, dan Bumi tidak mati; dan bagi semua yang hilang dalam kegelapan atau berkelana jauh dari cahaya para Valar, telinga Ulmo tetap terbuka; juga ia tidak pernah mengabaikan Middle-earth, dan kehancuran atau perubahan apapun yang terjadi ia tidak pernah berhenti memikirkannya, dan tidak akan pernah hingga akhir jaman.
Di masa kegelapan itu Yavanna juga tidak mau begitu saja mengabaikan Outer Lands; karena semua yang tumbuh sangatlah disayanginya, dan dia meratapi pekerjaan yang sudah dimulainya di Middle-earth tapi dirusak Melkor. Maka kerap ia meninggalkan rumah Aulë dan padang rumput Valinor untuk menyembuhkan luka yang ditimbulkan Melkor; dan sekembalinya dari sana ia kan mendesak para Valar untuk memerangi kekuasan jahat Melkor yang harus mereka lakukan sebelum kedatangan the Firstborn. Dan Oromë sang penjinak hewan juga akan berkuda setiap saat dalam kegelapan hutan; sebagai pemburu kuat dia datang dengan tombak dan busur, memburu sampai mati monster-monster dan makhluk mengerikan dari kerajaan Melkor, dan kuda putihnya Nahar bersinar bagai perak dalam kegelapan. Maka Bumi yang sedang tidur bergetar di bawah derap tapak emasnya, dan dalam keremangan Oromë akan membunyikan sangkakalanya, Valaróma, di atas dataran Arda; yang gemanya memantul di pegunungan, mengusir kegelapan kejahatan, bahwa Melkor pun gemetar di Utumno, membayangkan angkara yang akan datang. Tapi setelah Oromë pergi, para hamba Melkor akan berkumpul kembali; dan daratan akan kembali dipenuhi oleh kejahatan dan tipu daya.
Sampai di sini segala hal mengenai tatanan Bumi dan para penguasanya di awal jaman sudah dijelaskan semua, sebagaimana bumi yang dikenal oleh Anak-anak Ilúvatar. Karena Elf dan Manusia adalah Anak-anak Ilúvatar; dan karena para Valar tidak sepenuhnya mengerti tema di mana Anak-anak tersebut masuk ke dalam Musik, maka tak satupun Ainur yang berani menambahkan rancangannya. Karena itulah para Valar menganggap diri mereka saudara tua dan pemimpin atas Anak-anak Ilúvatar, bukannya penguasa mereka; dan bahkan jika hubungan para Ainur dengan Elf dan Manusia mengeras sehingga memaksa saat mereka tidak mau dibimbing, jarang sekali hal ini berakhir baik, sebaik apapun maksud para Ainur. Hubungan para Ainur memang lebih banyak dengan Elf, karena Ilúvatar menciptakan pembawaan mereka mirip dengan para Ainur, meskipun lebih kecil dari segi kekuatan dan fisik; sedangkan kepada Manusia, ia memberikan karunia yang aneh.
Dalam hikayat disebutkan bahwa setelah kepergian para Valar kesunyian melanda, dan selama satu jaman Ilúvatar merenung sendiri. Kemudian dia berkata: ‘Aku mencintai Bumi, yang akan menjadi tempat tinggal untuk Quendi dan Atani! Quendi akan menjadi makhluk yang paling indah di antara makhluk bumi lainnya, dan mereka akan mendapatkan dan menerima dan memberikan lebih banyak lagi keindahan dibanding Anak-anakku yang lain; dan mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih besar di bumi ini. Namun untuk Atani aku akan memberikan berkah baru.’ Maka untuk memenuhinya hati Manusia harus mencari melampaui bumi dan mereka tidak akan mendapatkan ketenangan selama waktu itu; tapi mereka akan mendapatkan kebajikan yang membentuk hidup mereka, di tengah-tengah kekuasan dan perubahan dunia, melampaui Musik para Ainur, yang mana bagaikan takdir untuk segalanya; dan atas segala tindakan mereka semuanya menjadi, dalam bentuk dan perbuatan, usai, dan dunia terpenuhi sampai bagian akhir dan terkecil.
Ilúvatar tahu bahwa Manusia, yang ditempatkan di tengah kekacauan kekuasan di bumi, akan sering menyimpang, dan tidak akan menggunakan berkahnya dalam harmoni; dan dia berkata: “Dalam waktunya mereka kan mendapatkan bahwa semua yang mereka lakukakan pada akhirnya akan hanya menunjang kebesaran karyaku.’ Namun para Elf merasa bahwa Manusia sering kali merupakan duka bagi Manwë, yang tahu paling banyak pikiran Ilúvatar; karena menurut para Elf, Manusia lebih mirip Melkor dibanding Ainur yang lain.
Dengan satu berkah kebebasan inilah anak-anak Manusia hanya hidup dalam kurun waktu yang singkat, dan tidak terikat dengan bumi, dan meninggalkannya langsung, ke mana para Elf tidak mengatahuinya. Sebaliknya para Elf akan terus tinggal hingga akhir jaman, dan kecintaan mereka atas Bumi dan seluruh dunia lebih singular dan tajam, dan dengan bertambahnya tahun dengan lebih berduka. Karena Elf tidak mati sampai pijakan bumi mati, kecuali mereka terbunuh atau terlalu berduka (kematian para Elf bisa disebabkan oleh dua hal ini); pun usia mereka tidak akan melemahkan kekuatan mereka, kecuali jika sudah lelah melewati ribuan abad; dan dalam kematian mereka berkumpul di halls of Mandos di Valinor, dan dari sana mereka bisa kembali ke bumi. Namun anak-anak Manusia mati, dan meninggalkan dunia, sehingga mereka disebut Tamu, atau Orang Asing. Kematian adalah takdir mereka, berkah Ilúvatar, yang mana saat Waktu mengikis bahkan para Dewa akan iri. Namun Melkor menyelimuti berkah tersebut, dan mengutuknya dalam kegelapan, dan membawa kejahatan keluar dari kebaikan, dan ketakutan dari harapan. Namun dahulu kala para Valar menyatakan kepada para Elf di Valinor bahwa Manusia akan bergabung dalam Musik Ainur Kedua; di mana Ilúvatar belum membeberkan apa kehendaknya bagi para Elf setelah akhir Jaman, dan Melkor pun tidak mengetahuinya.
Maka berakhirlah musim Semi Arda. Tempat tinggal para Valar di Almaren hancur lebur, dan mereka tidak punya tempat tinggal yang permanen di muka Bumi. Karena itulah mereka meninggalkan Middle-earth dan pergi ke Land of Aman, di ujung paling barat daratan di perbatasan bumi, karena pantai baratnya menghadap Lautan Luar, yang disebut oleh kaum Elf Ekkaia, mengelilingi Kerajaan Arda. Seluas apa lautan itu tidak ada yang tahu selain para Valar; dan setelah itu adalah Dinding Malam. Pantai timur Aman adalah paling ujung Belegaer, the Great Sea di Barat dan sejak Melkor kembali ke Middle-earth sementara mereka belum berhasil menangkapnya, para Valar memperkuat kediaman mereka, dan di atas pantai-pantai Aman mereka membangun Pelóri, Pegunungan Aman, tertinggi di muka Bumi. Dan di antara pegunungan Pelóri terdapat puncak tertinggi di mana Manwë menetapkan tahtanya. Kaum Elf menyebutnya gunung suci itu Taniquetil dan Oiolossë Putih Abadi, dan Elerrína Bermahkota Bintang-bintang, dan banyak nama lagi; tapi kaum Sindar menyebut tempat itu dalam bahasa mereka sebagai Amon Uilos. Dari aula mereka di atas Taniquetil, Manwë dan Varda dapat melihat Bumi bahkan sampai ke ujung paling Timur.
Di balik dinding Pelóri para Valar menetapkan wilayah kekuasaan mereka di bagian yang disebut Valinor, dan di sanalah rumah-rumah, kebun-kebun dan menara-menara mereka. Di pulau yang dijaga itu para Valar mengumpulkan cahaya dan hal-hal yang terindah yang dapat diselamatkan dari runtuhan; dan banyak lagi hal-hal indah yang baru dibuat, dan Valinor menjadi lebih indah bahkan dibanding Middle-earth saat musim Semi Arda; dan tanah itu diberkati karena para Dewa tinggal di sana, dan tak ada yang memudar atau meranggas, juga tak ada noda di atas bunga atau daun di pulau itu, atau kebusukan atau penyakit atas semua yang hidup; karena semua batu dan airnya disucikan.
Ketika Valinor selesai dibentuk dan kediamana para Valar dibangun, di tengah-tengah dataran jauh dari pegunungan para Valar membangun kota mereka, Valmar dengan banyak lonceng. Di hadapan gerbang baratnya terdapat anak bukit hijau, Ezellohar, yang juga disebut Corollairë; dan Yavanna memberkatinya, dan ia duduk di sana di atas hamparan rumput hijau dan menyanyikan lagu kekuatan, yang mana di dalamnya terkandung semua buah pikirannya atas segala sesuatu yang tumbuh di bumi. Tapi Nienna merenung dalam sunyi, dan menyirami anak bukit tersebut dengan air matanya. Saat itu para Valar berkumpul untuk mendengar lagu Yavanna, dan mereka duduk dalam keheningan dalam singgasana dewan in Máhanaxar, Lingkaran Takdir dekat gerbang emas Valmar dan Yavanna Kementári bernyanyi di hadapan mereka dan mereka mengamati.
Dan saat mereka mengamati, di atas anak bukit muncul dua tunas lampai; dan keheningan menyelimuti seluruh permukaan bumi saat itu, tidak ada suara apa pun terdengar kecuali nyanyian Yavanna. Di bawah pengaruh lagunya dua anak pohon tersebut tumbuh cantik dan berbunga; maka demikianlah Dua Pohon Valinor terbangun. Dari semua yang dibuat Yavanna, kedua pohon itulah yang paling mahsyur, dan mengenai nasib kedua pohon itulah semua kisah-kisah Jaman Eldar terajut.
Satu pohon berdaun hijau gelap yang di bawahnya berwarna perak berkilau, dan dari setiap bunganya yang tak terhitung, setetes embun bercahaya perak selalu jatuh, dan tanah di bawahnya tertutup oleh bayangan dedaunannya yang bergoyang. Pohon satunya lagi berdaun hijau muda seperti tunas yang baru terbuka, ujung-ujungnya berwarna emas berkilau. Bunga-bunganya yang bergoyang di tiap ranting dalam kelompok-kelompok berwarna kuning menyala, masing-masing berbentuk tanduk menyala yang meneteskan hujan emas ke tanah di bawahnya; dan bunga-bunga kedua pohon tersebut memancarkan kehangatan dan cahaya yang terang. Telperion sebutan untuk satu pohon itu di Valinor, dan Silpion, dan Ninquelótë, dan banyak lagi nama lainnya; sementara satunya disebut Laurelin, dan Malinalda, dan Culúrien, dan banyak nama lainnya lagi.
Selama tujuh jam masing-masing pohon bersinar penuh dan meredup kembali; dan tiap pohon bersinar satu jam sebelum pohon satunya meredup. Maka di Valinor terdapat dua waktu ketika cahaya lembut di mana kedua pohon meredup dan cahaya emas dan perak mereka berbaur. Telperion adalah pohon yang lebih tua dan tumbuh dan di jam di mana ia pertama bercahaya, fajar keperakan, para Valar menyebutnya Jam Pembukaan, dan menandai awalnya perhitungan masa kekuasaan mereka di Valinor. Maka pada jam keenam di Hari Pertama, dan di hari-hari berikutnya hingga Kegelapan Valinor, Telperion berhenti berbunga, dan pada jam keduabelas Laurelin. Dan tiap hari para Valar terdiri dari dua belas jam, yang berakhir dengan meredupnya cahaya, di mana Laurelin meredup namun Telperion berbunga. Namun cahaya yang terpancar dari kedua pohon bertahan lama, dan butiran embun Telperion dan hujan yang menetes dari Laurenin disimpan oleh Varda dalam bejana bagaikan danau berkilau, laksana sumur air dan cahaya. Maka dimulailah Hari-hari Ketentraman di Valinor, dan dimulai juga Penandaan Waktu.
Kemudian tiba saatnya yang ditetapkan oleh Ilúvatar untuk kedatangan the Firstborn, Middle-earth dilingkupi keremangan di bawah cahaya bintang yang diciptakan Varda di masa yang sudah terlupakan saat membangun Eä. Dan dalam kegelapan Melkor bersemayam, dan masih sering keluar dalam berbagai bentuk dan kekuasaan dan kengerian, dan ia menguasai dingin dan api, dari puncak-puncak pegunungan hingga perapian yang terdapat di bawahnya, dan segala jenis kekejian, kekerasan atau kematian merupakan hasil perbuatannya.
Dari keindahan dan ketentraman Valinor, para Valar jarang pergi melewati pegunungan ke Middle-earth, namun memberikan tanah yang terbentang melampaui Pelóri perhatian dan cinta mereka. Dan di tengah-tengah Kerajaan yang Diberkati terdapat rumah Aulë, dan di sana ia bekerja untuk waktu yang lama. Dalam pembuatan segala sesuatunya Aulë mengambil bagian utama, dan di sana ia membentuk banyak hal-hal yang indah dan bekerja baik secara terbuka dan diam-diam. Dari Aulë datanglah pengetahuan dan ajaran tentang Bumi dan hal-hal yang terkandung di dalamnya: apakah itu pengetahuan bagi mereka yang tidak membuat, tapi hanya ingin mengerti, atau pengetahuan seorang pengrajin: pemintal, pemahat kayu, dan pandai besi, juga petani dan peternak, meskipun yang terakhir ini dan semua yang berhubungan dengan sesuatu yang tumbuh dan berbuah juga harus menemui istri Aulë, Yavanna Kementári. Aulë lah yang disebut Sahabat kaum Noldor, karena dari dirinya mereka belajar banyak di kemudian hari, dan mereka adalah kaum yang paling terampil di antara para Elf; dan dengan cara mereka sendiri, mereka menambahkan banyak hal dari ajaran Aulë, sesuai bakat yang diberikan Ilúvatar kepada mereka. Kaum Noldor senang akan bahasa dan penulisan, dan dalam hal membentuk rajutan, lukisan dan pemahatan. Kaum Noldor juga yang pertama kali berhasil membuat permata, dan permata yang terindah adalah Silmarili, dan mereka hilang.
Manwë Súlimo, Vala tertinggi dan terkudus, duduk di perbatasan Aman, tanpa pernah melupakan Outer Lands dalam pikirannya. Tahtanya berada di puncak Taniquetil, tertinggi di antara gunung-gunung di dunia, berdiri di pinggir laut. Spirit dalam bentuk elang dan rajawali terbang hilir mudik di antara aulanya; dan mata mereka dapat melihat hingga ke kedalaman lautan, dan menembus gua-gua tersembunyi di bawah bumi. Begitulah mereka membawa kabar ke Manwë tentang apa yang terjadi di Arda; namun beberapa hal tersembunyi bahkan dari mata-mata Manwë dan para pelayan Manwë, karena di mana Melkor bertahta dalam pikiran gelapnya, bayangan yang tak dapat ditembus menaungi.
Manwë tidak pernah memikirkan kemuliaannya sendiri, pun tidak cemburu atas kekuasaan, melainkan memerintah semua dalam kedamaian. Vanyar adalah kaum elf yang paling dia cintai, dan darinya mereka mendapatkan lagu dan puisi; karena puisi adalah kesukaan Manwë dan lirik lagu adalah musiknya. Pakaiannya berwarna biru, dan biru pula api di matanya, dan tongkat kekuasannya terbuat dari safir, yang dibuat oleh kaum Noldor, dan ia ditunjuk sebagai patih Ilúvatar, Raja dunia para Valar, Elves dan Manusia, dan pimpinan pertahanan melawan kejahatan Melkor. Bersama Manwë tinggal Varda sang kirana, yang dalam bahasa Sindarin dijuluki Elbereth, Ratu para Valar, pembuat bintang-bintang mati, dan bersama mereka tinggal para spirit dalam ketentaraman.
Ulmo tinggal sendiri, dan ia tidak tinggal di Valinor, juga tidak pernah datang ke sana kecuali dibutuhkan dalam pertemuan penting; sejak awal ia tinggal di Outer Ocean, dan masih tinggal di sana. Dari sana ia mengatur semua aliran air, dan pasang surutnya, aliran sungai dan penambahan sumber-sumber air, menyaring semua tetes embun dan hujan di seluruh daratan di bawah langit. Di tempat-tempat dalam ia menuangkan pikirannya atas musik yang hebat dan mengerikan; dan gema musik tersebut menjalar melalui pembuluh-pembuluh dunia dalam kesedihan dan kegembiraan, yang mana kegembiraan tersebut berupa air mancur yang memancar di bawah sinar matahari, sementara mata air berada di sumur kesedihan jauh di dalam pondasi bumi yang tak terukur kedalamannya. Kaum Teleri belajar banyak dari Ulmo, dan karena inilah musik mereka mengandung kesedihan dan daya pikat mempesona. Salmar datang dengannya ke Arda, dialah yang membuat sangkakala Ulmo dan tak seorang pun yang pernah mendengar dapat melupakannya. Ossë dan Uinen juga datang bersama Ulmo ke Arda, dan mereka diberi kekuasan untuk mengatur gelombang dan arus Inner Seas, dan banyak lagi spirit lain yang tinggal bersama Ulmo. Maka atas kekuasaan Ulmo lah, kehidupan terus mengalir melalui celah-celah rahasia, bahkan di bawah kegelapan Melkor, dan Bumi tidak mati; dan bagi semua yang hilang dalam kegelapan atau berkelana jauh dari cahaya para Valar, telinga Ulmo tetap terbuka; juga ia tidak pernah mengabaikan Middle-earth, dan kehancuran atau perubahan apapun yang terjadi ia tidak pernah berhenti memikirkannya, dan tidak akan pernah hingga akhir jaman.
Di masa kegelapan itu Yavanna juga tidak mau begitu saja mengabaikan Outer Lands; karena semua yang tumbuh sangatlah disayanginya, dan dia meratapi pekerjaan yang sudah dimulainya di Middle-earth tapi dirusak Melkor. Maka kerap ia meninggalkan rumah Aulë dan padang rumput Valinor untuk menyembuhkan luka yang ditimbulkan Melkor; dan sekembalinya dari sana ia kan mendesak para Valar untuk memerangi kekuasan jahat Melkor yang harus mereka lakukan sebelum kedatangan the Firstborn. Dan Oromë sang penjinak hewan juga akan berkuda setiap saat dalam kegelapan hutan; sebagai pemburu kuat dia datang dengan tombak dan busur, memburu sampai mati monster-monster dan makhluk mengerikan dari kerajaan Melkor, dan kuda putihnya Nahar bersinar bagai perak dalam kegelapan. Maka Bumi yang sedang tidur bergetar di bawah derap tapak emasnya, dan dalam keremangan Oromë akan membunyikan sangkakalanya, Valaróma, di atas dataran Arda; yang gemanya memantul di pegunungan, mengusir kegelapan kejahatan, bahwa Melkor pun gemetar di Utumno, membayangkan angkara yang akan datang. Tapi setelah Oromë pergi, para hamba Melkor akan berkumpul kembali; dan daratan akan kembali dipenuhi oleh kejahatan dan tipu daya.
Sampai di sini segala hal mengenai tatanan Bumi dan para penguasanya di awal jaman sudah dijelaskan semua, sebagaimana bumi yang dikenal oleh Anak-anak Ilúvatar. Karena Elf dan Manusia adalah Anak-anak Ilúvatar; dan karena para Valar tidak sepenuhnya mengerti tema di mana Anak-anak tersebut masuk ke dalam Musik, maka tak satupun Ainur yang berani menambahkan rancangannya. Karena itulah para Valar menganggap diri mereka saudara tua dan pemimpin atas Anak-anak Ilúvatar, bukannya penguasa mereka; dan bahkan jika hubungan para Ainur dengan Elf dan Manusia mengeras sehingga memaksa saat mereka tidak mau dibimbing, jarang sekali hal ini berakhir baik, sebaik apapun maksud para Ainur. Hubungan para Ainur memang lebih banyak dengan Elf, karena Ilúvatar menciptakan pembawaan mereka mirip dengan para Ainur, meskipun lebih kecil dari segi kekuatan dan fisik; sedangkan kepada Manusia, ia memberikan karunia yang aneh.
Dalam hikayat disebutkan bahwa setelah kepergian para Valar kesunyian melanda, dan selama satu jaman Ilúvatar merenung sendiri. Kemudian dia berkata: ‘Aku mencintai Bumi, yang akan menjadi tempat tinggal untuk Quendi dan Atani! Quendi akan menjadi makhluk yang paling indah di antara makhluk bumi lainnya, dan mereka akan mendapatkan dan menerima dan memberikan lebih banyak lagi keindahan dibanding Anak-anakku yang lain; dan mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih besar di bumi ini. Namun untuk Atani aku akan memberikan berkah baru.’ Maka untuk memenuhinya hati Manusia harus mencari melampaui bumi dan mereka tidak akan mendapatkan ketenangan selama waktu itu; tapi mereka akan mendapatkan kebajikan yang membentuk hidup mereka, di tengah-tengah kekuasan dan perubahan dunia, melampaui Musik para Ainur, yang mana bagaikan takdir untuk segalanya; dan atas segala tindakan mereka semuanya menjadi, dalam bentuk dan perbuatan, usai, dan dunia terpenuhi sampai bagian akhir dan terkecil.
Ilúvatar tahu bahwa Manusia, yang ditempatkan di tengah kekacauan kekuasan di bumi, akan sering menyimpang, dan tidak akan menggunakan berkahnya dalam harmoni; dan dia berkata: “Dalam waktunya mereka kan mendapatkan bahwa semua yang mereka lakukakan pada akhirnya akan hanya menunjang kebesaran karyaku.’ Namun para Elf merasa bahwa Manusia sering kali merupakan duka bagi Manwë, yang tahu paling banyak pikiran Ilúvatar; karena menurut para Elf, Manusia lebih mirip Melkor dibanding Ainur yang lain.
Dengan satu berkah kebebasan inilah anak-anak Manusia hanya hidup dalam kurun waktu yang singkat, dan tidak terikat dengan bumi, dan meninggalkannya langsung, ke mana para Elf tidak mengatahuinya. Sebaliknya para Elf akan terus tinggal hingga akhir jaman, dan kecintaan mereka atas Bumi dan seluruh dunia lebih singular dan tajam, dan dengan bertambahnya tahun dengan lebih berduka. Karena Elf tidak mati sampai pijakan bumi mati, kecuali mereka terbunuh atau terlalu berduka (kematian para Elf bisa disebabkan oleh dua hal ini); pun usia mereka tidak akan melemahkan kekuatan mereka, kecuali jika sudah lelah melewati ribuan abad; dan dalam kematian mereka berkumpul di halls of Mandos di Valinor, dan dari sana mereka bisa kembali ke bumi. Namun anak-anak Manusia mati, dan meninggalkan dunia, sehingga mereka disebut Tamu, atau Orang Asing. Kematian adalah takdir mereka, berkah Ilúvatar, yang mana saat Waktu mengikis bahkan para Dewa akan iri. Namun Melkor menyelimuti berkah tersebut, dan mengutuknya dalam kegelapan, dan membawa kejahatan keluar dari kebaikan, dan ketakutan dari harapan. Namun dahulu kala para Valar menyatakan kepada para Elf di Valinor bahwa Manusia akan bergabung dalam Musik Ainur Kedua; di mana Ilúvatar belum membeberkan apa kehendaknya bagi para Elf setelah akhir Jaman, dan Melkor pun tidak mengetahuinya.
No comments:
Post a Comment